GONTOR – Sudah menjadi sunnah Pondok
Modern Darussalam Gontor bagi seluruh siswa akhir
Kulliyyatu-l-Mu’alliminal-l-Islamiyyah (KMI) untuk mengikuti program Tarbiyah Amaliyah yang
menjadi syarat mutlak untuk menjadi seorang pengajar. Setiap siswa
diberi waktu kurang lebih 3 hari untuk membuat persiapan mengajar
(I’dad) yang akan disampaikan saat mengajar. “Kami akan terus
memberitahukan siapa saja yang akan mengajar setiap setelah sholat zuhur
melewati bagian penerangan di Masjid” ucap al-Ustadz Zaki Mubarok
selaku penanggung jawab Tarbiyah Amaliyah.
Program yang berjalan selama kurang
lebih 1 bulan ini melibatkan seluruh guru tahun ke lima sampai guru
senior untuk menjadi pembimbing. Setiap siswa yang akan menjalani amaliyah
harus melaporkan persiapannya ke pembimbing senior untuk diperiksa.
“Mereka harus mendatangi setiap pembimbingnya ditempat dan waktu yang
sudah ditentukan untuk memberikan I’dad yang sudah mereka tulis untuk
diperiksa” tutur staf KMI itu.
Disini saya merasakan hal yang berbeda karena kebetulan saya juga ikut membimbing tarbiyah amaliyah ini, ternyata banyak pendidikan yang bisa kita ambil disini, inilah merupakan ajaran Gontor yang tak ternilai harganya, mendidik kita menjadi seorang GURU dan penilik, dan bahkan pengoreksi dari kesalahan mengajar.
Panitia membagi seluruh siswa menjadi 46 kelompok dengan 15-16 anggota setiap kelompoknya. Setiap siswa yang sedang menjalani amaliyah
akan disimak oleh teman-teman sekelompoknya guna mencari beberapa hal
yang tak sesuai dengan buku pedoman selama mengajar. Hal ini mencakup
beberapa hal, antara lain metode mengajar, materi yang disampaikan,
keadaan guru, dan kecakapan guru.
Penguasaan materi dan bahasa yang kurang
baik menjadi kendala yang biasa terjadi hal itu dikarenakan setiap
pengajar harus bisa menggunakan bahasa dan istilah-istilah yang tepat
untuk menyampaikan materinya. “Tidak semua kelas enam memiliki kemampuan
berbahasa yang baik, sehingga kurangnya kosakata bahasa arab menjadi
masalah besar buat mereka ketika mengajar, khususnya bagi mereka yang
mendapat pelajaran bahasa arab” tuturnya.
Pelajaran yang digunakan untuk amaliyah ini antara lain Mutholaah, Muhadatsah, Tarjamah, Reading, Ushul Fiqh, Mahfudzot, Khot, dan Imla. Siswa harus siap untuk menerima pelajaran yang sudah ditentukan oleh panitia.
Melihat pentingnya program ini, siswa yang berhalangan harus seizin Bapak Direktur. “Kalau mereka dalam keadaan sakit yang parah, amaliyah mereka akan diakhirkan, sampai kondisinya membaik dan siap mengikuti, jadi tidak ada yang terlewat, karena ini salah satu syarat mereka untuk bisa lulus dari KMI” ucapnya dengan tegas
No comments:
Post a Comment